Sabtu, 08 Juni 2013

Istri berjilbab , tergiur pekerjaan yang membuka jilbab

Istri berjilbab , tergiur pekerjaan yang membuka jilbab
Hasil gambar untuk pekerja jilbab
Masalah ini sebetulnya sangat kompleks, namun saya singkatkan saja.
Saya adalah seorang pria yang bekerja di salah salah satu institusi negara dalam bidang penegakan hukum, saya seorang moslim yang taat beragama, oleh karena itu saya memilih dulu calon istri yang dapat dibawa untuk dunia dan akherat, walaupun ada beberapa calon yang ada termasuk jodoh yg diberikan ortu ke saya, tapi saya tetap memilih istri saya yg sekarang.

Kami nikah tidak mendapat restru dari orang tua saya, mertua sih oke-2 saja krn waktu saya umur 25 saya begitu gagah dengan pangkat dan mempunyai jabatan yang strategis di institusi saya. Namun dengan berjalannya waktu akhirnya kami mendapatkan seorang putri yang cantik sejalan itu pula ortu saya sudah mengiklaskan saya beristri saya ini, Alhamdulullah.

Pada tahun-2 pertama banyak sekali yang harus kami sesuaikan dengan latarbelakang kebiasaan dan atas pekerjaaan saya ini, tapi dikit demi dikit istri saya mulai memaklumi kondisi pekerjaan saya. Dulu beberapa masalah dapat kami selesai dengan baik, namun saat ini persoalan ini lain dari yang sebelumnya walaupun menurut saya ini hal mudah,. Memang kondisi saya dan istri tidak sama, dulu saya oleh ibu dibiasakan hidup dengan sederhana karena ayah adalah seorang tentara, sehingga saya sangat mampu untuk dapat bertahan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan ini.

Sudah 2 tahun ini istri saya tidak jelas pekerjaan dan penghasilannya , semenjak, keluar dari perusahaan yang membesarkan nya hingga menjabat districk manager tiba-tiba hilang dan ekonomi berubah menjadi pas-pasan. Dulu ketika istri saya masih menjabat kita dapat memenuhi kebutuhan dibilang berlebih, tapi saat sekarang cuma gaji saya sebagai pegawai negeri yang menjadi handalannya.Terus terang saya tidak mau berbuat seperti-2 teman-2 saya kebanyakan, bagi saya gaji adalah sudah cukup untuk memberi nafkah kepada anak-istri saya, saya tidak menginginkan istri saya makan dari uang-2 yang tidak halal, massya Allah naudzubilah mindzaalik.

Tahun pertama istri menganggur tidak ada perubahan sikap-2 yang dapat menghacurkan iman. namun saat ini setelah berjalan 3 tahun istri saya semakin depresi dan sekarang berencana melepas Jilbabnya untuk suatu pekerjaan yang sedikit menggiurkan . Nasehat hingga pemaksaan kepada istri saya , saya lakukan tapi berakhir dengan keributan hingga ucapan "talak " keluar.Akhir dari semua ini saya sangat menyesal karena bagaimanapun juga yang menjadi korban adalah anak saya, tapi istri saya sudah seperti itu "tidak dapat dikendalikan " dan sepertinya saya sudah tidak sanggup.Mungkin ada solusi dari blogger ini, saya mohon bantuan pendapat atau nasehat. Demikian untuk menjadi maklum dan terimakasih.

Ary


Jawaban Pengasuh


Assalamualikum Wr Wb,
Mas Ary yang budiman,

Semoga Allah memberi kesabaran dan ketawekalan atas kejadian yang menimpa keluarga Mas Ary, apa-apa yng sudah Mas Ary pertahankan dan lakukan selama ini baik di keluarga maupun yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan jihad Mas ary kehadapan Allah.

Kejadian yang menimpa keluarga mas adalah cobaan dari Allah untuk menguji hambanya apakah ia masih istiqomah dengan sikapnya atau tidak, dan ternyata isteri Mas tidak cukup kuat untuk bisa menjalani cobaan tersebut. Yang Mas sudah lakukan sebagai suami untuk mencegah isteri membuka jilbabnya sudah benar, hanya saja mungkin isteri Mas belum faham benar tentang kewajiban untuk berjilbab dan hakikat berrumah tangga.

Berrumah tangga itu bukan hanya untuk kepentingan-kepentingan duniawi saja jauh lebih penting dari itu semua adalah membangun ruhani agar menjangkau keridhoan Allah, melahirkan generasi yang mampu menopang/ memperkuat perjuangan dalam mendhohirkan keridhoan Allah.

Kekurangan harta, bukan hal besar yang harus kita kuatirkan tapi manakala kita kehilangan Iman, apa yang hendak kita bawa saat kita meninggal ? bukan harta yang kita kumpulkan tetapi ternyata keimanan, anak sholeh, amal sholeh kita.
Yang perlu Mas ary lakukan sekarang adalah :
1. Jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan isteri akan kekeliruannya walaupun respon yang diterima negatif, jangan terpancing emosi untuk melakukan tindakan, ucapan yang tidak seharusnya.
2. Karena Mas Ary sudah terlanjur mengatakan ̢۪talaq̢۪ dan kemudian menyesal telah mengucapkannya, minta maaflah sama isteri dan tarik kembali ucapan ̢۪talaq̢۪ tersebut. Sebelumnya tanyakanlah lebih dahulu sama isteri apakah ia masih mau membangun rumah tangga dengan Mas Ary? Apakah ia masih mau menjadi isteri Mas?
3. Jika Mas sudah rujuk kembali, dan isteri masih mau membangun rumah tangga dengan Mas Ary, cobalah untuk membuat komitmen, membuat kesepakatan-kesepakatan termasuk salah satunya tentang pekerjaan isteri.
4. Jika isteri tidak mau lagi untuk membangun rumah tangga dengan Mas Ary, berilah ia kesempatan untuk berpikir atas kekeliruannya, dan jika ia msih sama dengan keputusannya untuk tetap tidak mau rujuk kembali, ya apa boleh buat relakanlah. Semua keputusan yang Mas ambil akan selalu ada resikonya. Sekarang anggaplah Mas Ary terus bertahan membangun rumah tangga dengan isteri yang tidak ̢۪taat̢۪ pada suami, ini akan menjadi bumerang buat Mas di satu sisi nurani Mas akan selalu berontak untuk menentang keputusan isteri, di sisi lain Mas harus menjaga ketentraman rumah tangga demi anak, padahal sebenarnya semua itu bukan contoh yang baik untuk perkembangan mental dan pendidikan anak. Justeru dengan Mas bersikap istiqomah dengan keyakinan Mas, hal ini akan memberikan pendidikan dan teladan yang baik untuk anak, ia akan belajar benar-salah dari perilaku kedua orang tuanya. Selanjutnya jika sekali saja isteri tidak taat pada suami dan berani melanggar kewajibannya untuk menutup aurat, apa ada jaminan selanjutnya sang isteri tidak melakukan kesalahan dan pelanggaran lagi?.

Semoga bermanfaat dan bisa menjadi solusi
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BADAN PENASIHATAN

PEMBINAAN DAN PELESTARIAN

PERKAWINAN (BP-4)