Sabtu, 08 Juni 2013

Tempertantrum

Tempertantrum
Oleh : Rina M. Taufik
Hasil gambar untuk Tempertantrum
Dulu ketika masih usia 3 tahun zaki anakku yang sulung sering ngamuk, nangis engga karuan begini salah, begitu salah, bukan yang ini, bukan yang itu,…sesekali kepalanya ia bentur2 kan ke dinding….kalau sudah begini aku suka bingung maunya apa…aku sering bertanya pada beberapa teman tapi jawabannya tidak ke subtansi masalah. Alhamdulillah Allah mempertemukan aku dengan Zaonaina Yuhaditsi yang beberapa tahun belakangan aku akrab dengan beliau. Tidak seperti dugaan teman2 beliau orang yang bersahaja, orang yang memiliki semangat hidup yang sangat tinggi, sikapnya yang tegas, jelas, lugas (mirip motto Media Indonesia…he..he..) ada yang menyatukan kami yaitu kesungguhannya untuk konsen di dunia pendidikan, kami sama2 orang yg memiliki kepeduliaan terhadap pendidikan

Aku sering bertukar pikiran dengannya tentang berbagai hal…tentang anak yang suka ngompol, anak yang suka ngemut jari, anak yang suka ngamuk…….dan kami pun sering mendiskusikan isi buku tentang psikologi anak atau majalah yang berkenaan tentang itu seperti Ayahbunda
Dari beberapa obrolan kucoba tulis mengenai temper tantrum

Temper tantrum………….
Nama yang aneh bukan….(kalo temanku bilang…mahluk apa temper tantrum itu….)

Temper tantrum adalah mengamuk, amarah yang meledak-ledak yang sering terjadi pada usia 2-4 tahun di saat mereka ingin menunjukkan kemandirian dan sikap negativistiknya, biasanya amukan ini merupakan jeritan, tangisan, membentur-benturkan kepala, memukul-mukul,menyepak, berguling-guling dan kekakuan tubuh ( dalam basa sunda namanya jejengkeng)

Penyebab??


1. Terlalu lelah
Jangankan anak orang tua pun sama jika kondisi kita sedang lelah/cape (meminjam istilah teman…rungsing….) kita sulit untuk mengendalikan emosi kita, oleh karena itu cegahlah anak untuk tidak terlalu cape, pastikan anak cukup tidur dan makan. Jika anak kita terlihat tegang ajarkan relaksas dengan cara menarik nafas atau mengajaknya bercanda


2. Keinginan tidak terpenuhi
Balita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, eksplorasi, gemar bertanya tentang ini dan itu, dan keinginan untuk selalu mencoba banyak hal termasuk keinginan-keinginan yang tidak masuk akal. merupakan cirri utama masa kanak-kanak. Kadang-kadang ada permintaan atau keinginan2 yg sulit dikabulkan, sehingga memicu anak untuk temper tantrum


3. Frustasi
(hehehe..ternyata anak2 kenal juga prustasi ya…) gagal melakukan sesuatu akan membuat anak2 kecewa dan emmicu meraka untuk mengamuk


4. Keterbelakangan Mental
Anak yang mengalami keterbelakangan mental misalnya anak dengan gangguan bicara, pada saat ia kesulitan mengungkapkan keinginannya, ia pun akan temper tantrum

5. Ada contoh (melihat orang lain)
Orang yang terdekat dengan anak tentunya akan menjadi rujukan mereka dalam bersikap, misalnya orang tua yang tidak bisa mengendalikan emosi, mudah marah dalam menghadapi masalah akan membuat anak-anak mencontoh perilaku kita


6. Factor kondisional
Situasi yang sangat tidak menyenangkan yang dialami anak misalnya seperti kesal dengan teman yang sering meledek, atau keasyikan bermain terganggu karena orang tua memaksa melakukan sesuatu
Penanganan??
Ada 10 cara menangani temper tantrum
1.
Hadapi dengan tenangHadapi anak dengan tenang, kendalikan emosi kita (….ingat kita sedang berhadapan dengan anak yg akan meniru prilaku kita…)
2.
Abaikan amukan anakBuatlah anak sadar bahwa perbuatannya sia-sia (dicuekin gitu lho…..) ketika kita membiarkannya jangan sekali-kali melihat kearahnya, karena satu lirikan saja tertangkap oleh anak bias menjadi alas an bagi anak untuk meningkatkan intensitas amukannya, jadi berlagaklah tak acuh.
3. Ulangi perintah/ memperjelas perintah
Hentikan amukan anak dengan memperjelas dan mengulang perintah, mungkin tangisan anak akan mengeras tapi jangan pedulikan tangisannya, misalnya jika kamu mau ikut ibu, mandi dulu …atau hentikan dulu tangisanmu….(jika penyebabnya anak ingin ikut ibu….)
4. Gunakan time out
Dudukkan anak di kursi/ sudut ruangan dan sebelumnya katakan “kamu boleh ngamuk tapi kalau kesal ibupun boleh mengamuk seperti kamu, diamlah…) lalu awasi dari kejauhan reaksinya.
5. Pegang dan pelukSeringkali anak mengamuk dengan melakukan hal yang berbahaya, bagi dirinya maupun orang lain, peluklah anak dari belakang dan segera bawa ke tempat yang tenang dan aman. Begitup anak mengendurkan agresivitasnya kita pun kendurkan pelukan kita, kemudian ajaklah ia bicara dari hati ke hati dengan suara yang rendah dan lembut, hendari kata-kata mengancam.6. Lebih mendekatkan diri pada anakBila anak nampak sedih, kecewa dan frustasi berilah saran tentang jalan keluar masalahnya dan biarkan ia menentukan yang mana yang akan ia ambil7. Perkuat dengan hadiahBeri anak perlakuan ekstra jika berkelakuan manis namun hindari kata2” baguslah kamu tidak mengamuk..” tapi katakan “ Ibu senang kamu mau mendengarkan ibu…oleh karena itu ambillah es krim ini”8. Ajak anak bicara dari hati ke hatiBerbicaralah dengan anak, sampaikan bagaimana perasaan kita dan terhadapnya dan gambarkan bagaimana perasaan kita dan dia ketika mengamuk9. Ajarkan anak bicara dengan dirinya sendiriAjarkan anak untuk menetralkan amarah dengan cara berkata-kata pada diri sendiri tentang kemarahannya dan bagaimana ia mengendalikannya misalnya “..Tono memang menyebalkan tapi tak apalah mungkin ia habis dimarahi bapaknya…”10. Lupakan anak pernah mengamukAjaklah anak bermain kembali seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa, tak usah menyebut-nyebut amukannya.

Wallahualam …………
Kita harus belajar mengendalikan emosi karena kita sedang berhadapan dengan calon pemimpin bangsa masa depan yg butuh uswah dari kita……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BADAN PENASIHATAN

PEMBINAAN DAN PELESTARIAN

PERKAWINAN (BP-4)