Sabtu, 08 Juni 2013

KONFLIK DENGAN SAUDARA IPAR

KONFLIK DENGAN SAUDARA IPAR
Hasil gambar untuk saudara ipar
Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirahmanirrahim...

Saya ingin bercerita mengenai konflik yang terjadi dalam keluarga saya.

Pertanyaan saya adalah berkisar tentang keimanan seseorang. Saya mempunyai kakak ipar laki2 yang kesehariannya taat beribadah, selalu mengagungkan sifat2 dan perilaku Rasulullah.. singkatnya dia mengaku bahwa dirinya seorang "Ikhwan". Pada awal pernikahannya dengan kakak saya yang juga seorang "Akhwat" tidak bermasalah bahkan keluarga kami sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kualitas rohani di keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu kejanggalan2 itupun timbul. Sikap dan perilaku kakak ipar saya itu ternyata banyak yang tidak sesuai dengan harapan kami bahkan sangat mengecewakan.

Banyak sekali hal2 yang diluar perkiraan dan harapan, padahal dia selalu membanggakan keSHOLEHANnya. Contohnya adalah sifatnya yang selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarganya (istri dan 2 anaknya yang masih bayi)..Dia sering lapar mata terutama untuk barang2 yang sifatnya duniawi seperti HP, MP3 dll..Padahal dari segi penghasilan tidaklah mencukupi kebutuhannya sehari2 buktinya untuk mengontrak rumahpun mereka belum mampu. Sering istrinya dibuat menangis karena kurangnya perhatian dan tidak PEKAnya suaminya itu terhadap anak2nya. Dan yang membuat hati saya kesal dia tampak tidak perduli dengan anak2nya dan selalu mengandalkan IBU saya (mertuanya untuk menggendong sampai menceboki anak2nya) sementara tidak ada yang dia lakukan selain menonton TV..

Pantas saja anaknya tidak mau dengan dia pun bila dia pegang lebih banyak menangisnya karena kecuekkannya. Bila dinasihati oleh nenek saya untuk menjaga dan perhatian terhadap keluarganya, jawabannya dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia lebih tahu di banding nenek saya itu. Bisa dibayangkan betapa sakit hatinya hati nenek saya. Sayapun bilang orang seperti itu tidak perlu digubris.

Dan suatu kali amarah saya memuncak, karena sudah tidak tahan melihat kelakuannya yang semena2 kepada anak2nya dan terutama ibu saya.. saya tanpa pikir panjang mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan bahwa dia seorang ayah yang tidak becus dan tidak pantas untuk dipanggil ABI oleh anak2nya.

Dan tahukah Anda apa yang ida lakukan? Dia mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah saya dan dia menampar saya dengan arogannya mengatakan saya harus hormat kepadanya dan ocehan2 yang seharusnya ditujukna untuk dirinya sendiri. Dan kejadian itu terjadi dibulan RAMADHAN bahkan seminggu sebelum hari raya. Kejadian itu semakin membuat saya semakin bertanya2 siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah dibenarkan kata2 dibalas dengan fisik. Apakah orang yang taat beribadah tidak perlu lagi berkelakuan baik?

Cerita2 diatas hanyalah sebagian kecil dari perilaku seorang yang menganggap dirinya SHOLEH dan selalu benar. Masih banyak lagi tindakan2nya yang bagi saya tidak layak bahkan mustahil dilakukan oleh orang Sholeh... Apakah orang sholeh menyukai gambar2 porno? Apakah orang sholeh yang sudah beristri dihalalkan keluar makan malam dengan wanita dengan dalih sudah seperti adik sendiri( kalau begitu anggap saja semua saudara sehingga tidak ada lagi batasan muhrim??).. Apakah orang Sholeh suka memamerkan kebaikan yang ia lakukan? Bagaimana hukumnya membentak dan memerintah orang tua? dan pertanyaan2 lainnya yang ingin sekali tahu jawabannya...

Kini tidak ada lagi rasa kagum saya untuk kakak ipar saya itu yang tersisa adalah rasa prihatin untuk kakak saya karena memiliki suami yang berkedok.. Mungkin ini saja dulu yang dapat saya sampaikan. Saya amat sangat menunggu respon dari Anda karena sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya utarakan..
Demi kekuatan IMAN dan IKHSAN saya mohon bantuannya..


Wassalam

Hamba ALLAH
"hamba Allah" hamba79@...

Jawaban buat hamba Allah,

Wassalamu̢۪Alaikum wr. wb,

Saya turut prihatin dengan kejadian seperti itu dan hal itu sering terjadi, secara kasat mata apa yang kita lihat biasanya diawal itu senantiasa terlihat baik, karena biasanya ornag bisa menjaga image pada saat awal dan berusaha baik untuk dilihat orang, tetapi pada kelanjutannya semakin kita bisa amati maka karakter asli bisa kelihatan. Untuk itu karena telah terjadi hanya bisa bersabar dan berusaha untuk bisa mengubah karakter yang kurang baik menjadi baik dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

Coba bicara dengan kakak secara pribadi apakah sepakat bahwa suami kakakmu itu memiliki karakter kurang baik? Kalau sama buatlah langkah-langkah yang disepakati untuk mengubah prilaku kakak ipar dengan mulai mengidentifikasi apa yang baiknya dari dia dan apa yang kurang baiknya menurut kalian, atau carilah teman dekatnya (teman se majelis taklim/sahabat suami yang disegani oleh suami) bicarakan dengan teman suami tersebut, mintalah tolong untuk mentausyiahinya dengan pendekatan dari Al Qur-an dan sunnah tentang adab berkeluarga ( yang disebut keluarga sakinah, mawaddah warohmah) yaitu tugas dan kewajiban baik untuk istri maupun untuk suami serta sebagai anak sholeh.

Ajak bicara oleh istrinya tentang sikapnya terhadap Qur-an dan sunnah apakah menjadi rujukan dalam kehidupannya atau tidak ? jika jawabanya ya maka lanjutkan berdialog dengan suami untuk mengetahui pemahaman suami mengenai keluarga sakinah dari hasil dialog cocokan dengan pendekatan Al Qur-an dan Sunnah yang kalian temukan apakah suami kakakmu itu faham dengan pendekanan itu atau tidak? Jika tidak berarti kakak iparmu itu belum tahu tentang keluarga sakinah atau hak dan kewajiban sebagai suami dan ayah yang baik maka kita perlu memberikan bimbingan kepadanya karena kesalahan yang dilakukannya berarti karena ketidaktahuannya. Tetapi caranya jangan dengan cara seperti menggurui tetapi mengajak dia untuk membaca buku dan mendiskusikannya sambil diajak untuk sama-sama melakukan sebagai suami istri yang baik dan sebagai ayah dan ibu yang baik. Atau kalau dia tahu dengan pendekatan Al Quran dan sunnah, berarti dia belum mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, maka ajaklah dia membaca Al Qur-an surat 61 ayat 1-4,

  1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?

  • Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
  • Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

    dan ajaklah berdialog bagaimana pemahaman dia mengenai ayat itu, dan bagaimana jika kita termasuk orang yang mengatakan, memahami tetapi tidak mengerjakan? Karena dalam ayat tersebut dikatakan amat besar kebencian Allah kepada yang mengatakan tetapi tidak mengerjakan. Selamat mencoba semoga berhasil tetapi sebelumnya berdo̢۪a dulu untuk diberikan kemudahan kepada Allah agar kakak ipar diberikan hidayah untuk mau berubah kearah yang baik sesuai dengan bimbinganNya dan Sunnah Rasulullah.

    Wassalam,
    Pengasuh
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    BADAN PENASIHATAN

    PEMBINAAN DAN PELESTARIAN

    PERKAWINAN (BP-4)